GAMBARAN RETIKULOSIT TERHADAP PEMBERIAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PERUMNAS KADIA KOTA KENDARI
sri aprilianti idris
Abstract
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. Pengobatan tuberkulosis dengan obat anti tuberkulosis (OAT) mempunyai efek toksik diantaranya terhadap efek samping reaksi hematologik seperti anemia, agranulositosis, eosinofilia dan trombositopenia. Hitung retikulosit pada pasien tanpa anemia berkisar antara 1-2%. Jumlah ini penting karena dapat digunakan sebagai indikator produktivitas dan aktivitas eritropoesis di sumsum tulang dan membantu untuk menentukan klasifikasi anemia sebagai hiperproliferatif, normoproliferatif atau hipoproliferatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sampel penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru yang sedang menjalani pengobatan OAT diambil secara accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan18 sampel jumlah retikulosit pasien yang mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Puskesmas Perumnas Kadia Kota Kendari di peroleh nilai retikulosit normal sebanyak 2 orang (11%) dan yang tidak normal sebanyak 16 orang (89%).